SEJARAH RINGKAS PERGURUAN THAWALIB PADANG PANJANG

16 November 2010 2 komentar

  • Perguruan Thawalib memulai sistem pendidikannya dengan pengajaran berhalaqah jauh  sebelum tahun 1900-an di bawah asuhan Syekh Abdullah Ahmad di Surau Jembatan Besi Padang Panjang (lokasi masjid zu’ama sekarang).
  • Pada Tahun 1911 Dr. H. Abdul Karim Amarullah (seorang ulama besar, ayah dari buya HAMKA) merubah sistem halaqah menjadi sistem klasikal.
  • Pada tahun 1926 dibangun lokal belajar di Jl. Lubuk Mata Kucing (kampus Perguruan Thawalib Putra sekarang) dibawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim.
  • Mulai pada tahun 1959 Perguruan Thawalib dipimpin oleh H. Mawardy Muhammad (seorang tokoh Ulama Sumatera Barat).
  • Antara tahun 1958 s/d 1963 PBM di Thawalib terhenti akibat pergolakan PRRI. Pada tahun 1963 sekolah dibuka kembali dengan pengurus yayasannya H. Mansur Daud Datuk Palimo Kayo, Adam St. Caniago, H. Mawardy Muhammad, H. Kamili dan Datuk Tumamat.
  • Pada Tahun 70-an Perguruan Thawalib pernah dipimpin oleh Prof. KH. Zainal Abidin Ahmad (Mantan Ketua Parlemen  RI, wartawan dan pengarang), dimasanya dibuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan Publistik, dan Fakultas Syari’ah wal Qanun.

  • Pada tahun 1989 Thawalib menerima murid putri, dengan lokasi terpisah dari Thawalib putra dan sekarang mempunyai kampus sendiri di Kampung Jambak Padang Panjang.

 

  • Semenjak tahun 2002/2003 Perguruan Thawalib membuka sekolah Taman Kanak-kanak al-Qur’an, dan sudah berhasil meraih peringkat 5 besar untuk TK-Al-qur’an se Sumatera Barat.
  • Tahun ajaran 2004/2005  Perguruan Thawalib Padang Panjang membuka Madrasah Ibtidaiyyah Unggul Terpadu yang memadukan kurikulum Depag dan Diknas disamping mempunyai program unggulan berupa kurikulum asli Thawalib yang ditambah dengan program keterampilan seperti seperti simpoa, penguasaan komputer dasar dan penguasaan berbahasa inggris.
Kategori:Uncategorized

Hikmah dibalik musibah

15 Oktober 2009 4 komentar

Banyak orang merasa hina karena ditimpa musibah. Terlebih jika bencana tersebut berbentuk penyakit menahun atau menular atau berbentuk bencana yang datang secara beruntun. Padahal sakit atau cobaan yang lain adalah kesempatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya untuk menghapuskan dosa. Tentu dengan catatan bahwa si hamba bersabar, tidak banyak mengeluh, tidak menyalahkan Allah ta’ala. Musibah juga merupakan ajang yang Allah berikan untuk meninggikan derajat seseorang.

Itulah sebabnya, tidak sedikit salafus-shalih yang menikmati musibah yang menimpa mereka. Derita dunia ada batasnya, derita akhirat tidak terbatas. Surga Allah sangat mahal harganya. Amal belaka tidak cukup untuk memperolehnya. Seorang ulama mengatakan, “ Timbangan kebaikan seseorang kelak, kadang bukan buah dari amal shalih yang ia lakukan, tetapi buah dari kesabarannya, buah dari bersikap baik dan buah dari ridha atas ketentuan-Nya… .” Baca selengkapnya…

Kategori:Uncategorized

Selamat Idul Fitri 1430 H

27 September 2009 1 komentar

Create your own banner at mybannermaker.com!

Kategori:Berita

Foto-Foto Thawalib

18 September 2009 8 komentar
Kategori:Uncategorized