Arsip

Archive for the ‘Thawalib di Media’ Category

Masjid Inyiak DeEr

20 Juni 2008 2 komentar

banner8Terletak di kampung Sungai Batang, di tepian Danau Maninjau Sumbar, Masjid Inyiak DeEr mencerminkan kehebatan generasi sebuah nagari (desa) tempat masjid itu berada. Pasalnya, di sini tidak saja lahir pemikir-pemikir hebat, tapi juga ‘pelabuhan’ pertama bagi Muhammadiyah. Inyiak DeEr adalah nama tokoh yang sangat berpengaruh dalam gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau pada awal abad 20, sekaligus bapak Muhamadiyah Sumatra Barat. Lewat kepiawaiannya, Muhamadiyah berkembang pesat di Ranah Minang ini.

Baca selengkapnya…

Kajian Historis Pendidikan Padang Panjang di Zaman Kolonial Belanda

17 Juni 2008 1 komentar

Perkembangan sejarah Kota Padang Panjang, semenjak awal abad 20 sampai zaman kemerdekaan merupakan masa keemasan sejarah pendidikan. Pada masa itu di Kota Padang Panjang lembaga pendidikan Islam tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Berdasarkan fakta sejarah lembaga pendidikan yang pertama berdiri bernama Adabiah School pada tahun 1907 yang didirikan oleh Abdullah Ahmad. Dan selanjutnya lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya turut bermunculan seperti Diniyyah School pada tahun 1915 yang diprakarsai oleh Zainuddin Labay El Yunusi.

Pada tahun 1918 berdiri pula lembaga pendidikan Islam yang bernama Sumatera Thawalib yang didirikan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), seorang ulama terkenal yang begitu dalam ilmu agamanya dan sekaligus juga sebagai tokoh pembaharuan pemikiran Islam.

Setelah itu pada tahun 1921 bermunculan sekolah Thawalib di Minangkabau dan di Padang Panjang. Sekolah ini didirikan oleh Syekh Syuib al Yutisi dan Syahbuddin Imam Kayo dengan nama Thawalib Gunung.

Berikutnya pada tahun 1923 berdiri pula Perguruan Diniyyah Puteri yang diprakarsai oleh Ibu Rahmah El Yunusiyyah dan sekolah ini merupakan pengembangan Diniyyah School yang sebelumnya hanya menampung para siswa putera. Perguruan ini sekarang khusus untuk siswa-siswa puteri yang sebelumnya bernama Almadrasatuddiniyyah lil Banaat.

Pada Tahun 1928, seorang ulama besar yang bernama Syekh Muhammad Jamil Jaho mendirikan Madrasah Islamiyah di Jaho. Madrasah ini menganut dan mengemban mazhab Ahlussunah wal Jamaah, Imam Syafi’i. Setahun kemudian tepatnya tahun 1929 berdiri pula Madrasah Irsyadun Naas (MIN) di Padang Panjang yang diprakarsai oleh ulama terkenal di Minangkabau yaitu Inyik Adam BB. Pada tahun 1930 berdiri pula lembaga pendidikan Madrasah Kulliyatul Muballighin (KM) Muhammadiyah di Kauman Padang Panjang.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Padang Panjang pada masa itu mengalami masa perkembangan yang pesat sehingga banyak para siswa/pelajar yang datang tidak saja berasala dari berbagai pelosok tanah air bahkan sampai ada yang berasal dari Negara tetangga (Malaysia).

Sumber:http://padangpanjangkota.go.id

Nama Mantan Wako MY Dt Malano, Diusulkan Jadi Nama Jalan (Kisah Alumni)

17 Juni 2008 1 komentar

Hampir 50 tahun wafatnya Walikota ke-2 Kota Padangpanjang, Moch Yusuf Dt.Malano Basa diperingati di kediaman keluarga (anak)-nya di Bukiksurungan kota itu, Kamis (8/5). Sekitar 100 orang hadir, mulai dari kerabat, tokoh masyarakat, sampai pejabat Pemko/DPRD setempat, diantaranya Walikota Suir Syam, Ketua DPRD Hamidi dan Wawako Adirozal. Moch Yusuf DT Malano Basa menurut anaknya, Eti Huryati didampingi Amrizal.N (Asisten-I Setdako Padangpanjang), anak kakak dari Moch.Yusuf dan Ahmad Radi (pejabat Bapedalda Provinsi Sumbar) keponakannya, pada 5 Mei 1959 pergi menghadiri rapat di Kantor Gubernur SUmbar di Padang.

Tapi di perjalanan, yakni di Lembah Anai, Moch Yusuf gugur dalam pertempuran yang terjadi antara PRRI dengan ABRI yang kala itu disebut tentara pusat. Ikut gugur pada peristiwa itu Bupati 50 Kota, beberapa orang Brimob, masyarakat umum dan seorang murid SPG yang ikut bersama rombongan. Ibunda kami, yakni Rafiah Latif yang ikut mendampingi ayah kami Moch.Yusuf Dt.Malano Basa ke Padang, kata Eti Huryati, ikut terkena luka tembak pada kakinya, dan Alhamdulillah selamat sehingga sempat membesarkan kami anak-anaknya sebagai single parent sampai beliau wafat pada 1983.

Gugurnya orang tuanya Moch. Yusuf Dt.Malano Basa menurutnya adalah satu resiko perjuangan pengabdian terhadap bangsa dan negara. Sebagai seorang pejuang sejak sebelum merdeka, resiko seberat apapun tidak pernah dipikirkan oleh ayahnya. Lahir 31 Mei 1913 di Gantiang, Nagari Gunung, Padangpanjang dari pasangan Dt.Majo Kayo dengan Anang, pendidikannya di Perguruan Thawalib Padangpanjang, Tamat di Thawalib, terus terjun ke politik lewat Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Tahun 1942-1945 masa pendudukan Jepang, Moch. Yusuf berjuang lewat tulisan, selain juga aktif membina perguruan agama.Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah, dan 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Proklamator Soekano-Hatta. Setelah menerima imformasi kemerdekaan itu, Moch Yusuf bersama pejuang lain lansung mengibarkan Sangsaka Merah Putih di Lapangan Pasar Usang Padangpanjang. Itulah Sangsaka Merah Putih pertama berkibar di kota ini, dan bendera itu masih kami simpan dengan baik, kata Eti.

Pada 1950 Moch. Yusuf diminta oleh Leon Salim dan BM Diah ikut membentuk Jawatan Penerangan Sumatera Tengah. Di sinilah Moch. Yusuf mulai jadi Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan awalnya Kepala Jawatan Penerangan di Bengkalis-Riau. Pada 1958 dilantik jadi Walikota Padangpanjang.
Tokoh adat dan sejarawan Padangpanjang, Taufik Dt Mangkuto Rajo yang ikut memberi sambutan saat itu, menilai riwayat hidup Moch. Yusuf yang disampaikan oleh Eti Huryati, sesuai dengan apa yang ia ketahui tentang MochYusuf. Mengenang jasa Walikota ke-2 Padangpanjang Moch Yusuf Dt Malano Basa, Walikota ke-14 Padangpanjang Suir Syam di antara sambutannya sembari menyebut, di sini ada Pak Ketua DPRD kita (Ketua DPRD Kota Padangpanjang, Hamidi). ”Saya mengusulkan agar diabadikan pada salahsatu nama jalan di kota ini,” kata Suir Syam.

Sumber:  Padang Ekspres Edisi Senin, 12 Mei 2008

”Arif” Tambah Optimis Bisa Sukses (Kisah Alumni)

Ketua DPD Partai Golkar (PG) Kota Padangpanjang H.Masrul Malik, menyebut dukungan parpol atau elit/anggota parpol lain atas calon Wako/Wawako Afrizal Moetwa/Fatoni Rasyid dari PG terus mengagalir. Tapi dukungan terbuka memang baru dari PAC PDIP dua kecamatan kota ini.

Sejalan mengalirnya dukungan itu, DPD-PG menurut Masrul Malik didampingi Wakil Ketua Desva Remindo dan Marzuki kepada wartawan beberapa hari lalu, tambah optimis Afrizal-Fatoni bakal meraih sukses di Pemilu Walikota/Wakil Walikota Padangpanjang pada 9 Juli 2008 datang.

Ditanya, dari parpol atau elit/anggota parpol mana saja dukungan untuk duet Afrizal-Fatoni itu datang, Masrul Malik keberatan merinci. Karena dukungannya tidak disampaikan secara terbuka, kita tentu tidak etis merincinya ke publik atau media massa, kata Masrul Malik yang juga tokoh masyarakat berpengaruh itu.

Khusus dukungan dari dua PAC-PDIP kota itu, yakni PAC Kecamatan Padangpanjang Barat dan PAC Kecamatan Padangpanjang Timur, disampaikan kepada DPD-PG dalam bentuk pernyataan sikap politik bersama kedua PAC, berdasarkan hasil rapat pleno kedua PAC pada 7 Mei 2008.

Penyerahan pernyataan bersama kedua PAC-PDIP itu dilakukan oleh Wakil Ketua PAC-PDIP Padangpanjang Barat, Merry Rufila dan Sekretaris PAC-PDIP Padangpanjang Timur, Sudirman kepada Padang Ekspres, kemarin. Ketua DPD-PG Kota Padangpanjang Masrul Malik di Kantor DPD-PG setempat akhir pekan lalu.

Duet calon Wako/Wawako Afrizal Moetwa/Fatoni Rasyid yang dipopulerkan oleh DPD-PG dengan singkatan ‘Arif’, seperti dilansir koran ini sebelumnya diusung oleh DPD-PG. Terakhir sesuai hasil penarikan undian nomor urut calon di KPU setempat, duet ‘Arif’ ditetapkan KPU sebagai Nomor Satu (No.1).

Afrizal Moetwa, staf Menko Kesra RI itu adalah putra asal Nagari Sumpu, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanahdatar, tetangga sebelah timur Kota Padangpanjang. Pendidikan SMTA-nya di Perguruan Thawalib Padangpanjang, S1 diraih di IAIN IB Padang.

Sedang Fatoni Rasyid adalah anggota DPRD Kota Padangpanjang dari PG sejak 1990-an yang preode belakangan jadi Wakil Ketua DPRD. Sebelum turun ke dunia politik di PG, Fatoni dikenal aktif di organisasi, salahsatunya Ketua FKPPI kota ini, disamping juga guru di STM Karya Padangpanjang.

Sumber: Padang Ekspres Edisi Sabtu, 24 Mei 2008